Senin, 21 Desember 2015

THE SCAVENGER

'The Scavenger'. pen on moleskine.






Dalam demam dunia pada tayang visual bergerak 'Perang Gemintang ketujuh'.
Mematrikan kenangan ketika terjerembab sebagai 'Lost Boy' mengoleksi spaceship dan droid
dan diperkosa ideologi paman Lucas. Sehingga saya mengais-ngais diselokan puring, jatinegara,kebayoran lama,jembatan item, merayu teman sesama sebagai scavenger mainan. Toko-toko kapitalis parlente, adalah harakiri terakhir.Nyaris tidak hampiribeli.
Ya kisanak, karakter 'pemulung dan penyelundup' yang tersuka oleh hamba. Jawa, gerombolan Jabba hutt, atau apapun mahluk-mahluk jelek bawahtanahnya yang tak peduli dengan ide-ide pemberontakan  atau tiran kaum sith ataupun Force. (mereka bak Anarchist Outerspace).
Pada Perang Bintang kali ini, dipertontonkan kedigjayaan 'pemulung' yang berbakat menjadi kebangkitan Jedi (Entah, apa difikiran Lucas/produser terhadap scavenger? Apakah mereka sama dulunya seperti kami? Pencari koin-koin dan cincin di got? Jika tidak, terima kasih atas simpatinya).

Ya kisanak, saya sudahi.Saya pensiun. Sesungguhnya rupa-rupa pesawat mainan ini telah diwariskan kepada Yang Mulia pangeran&permaisuri hamba, dimana sosok jelma mainan hamba yang rare&lively.


Selasa, 15 Desember 2015

BU TANI KENDENG & SEDULURSIKEP

belajar dari "kemurnian madu" seperti puisi chairil.



15Desember2015. Lokakarya Karst, Bidakara, Jakarta.

Menyerahkan karya saya 'Bu Tani Kendeng' yang diselesaikan bertepatan ke 100 hari-pada 23 september 2014 lalu- atas simpati perjuangan mereka dalam gerakan tolak semen.
Saya bersyukur bisa bertemu dan mengabadikan kenangan bersama orang-orang teguh dan sahaja  yang saya kagumi ini. Mas Gunretno dan adiknya Gunarti, keduanya petani, adalah tokoh penting kaum muda dalam masyarakat Samin, di desa sukolilo Pati. Dan, tentu saja Ibu Sukinah, Mas Pri, wakil desa Kendeng Utara, Petani Rembang yang berjuang dalam tenda perjuangan tanpa kenal lelah.
Mas gun berkata pada saya:" kami berupaya perjuangan dengan biaya sendiri". Tentunya keluhuran ini bawa banyak keikhlasan simpati. Seperti partisipasi lokakarya karst ini diminta Walhi pusat untuk buka stand dadakan informasi masyarakat Kendeng  "ini dadakan, mas" kata mas Gun dengan aura cahayanya yang saya serap (seperti saya kerap lihat pada sufi-sufi dan pujangga nurani tinggi, tapi sudah teramat lama terkubur). Sejatinya mereka ke Jakarta untuk audiensi ke KPK,KLHK dan staf Presiden/Sekneg.
Lalu, saya berkenalan dengan mbak Gunarti, perempuan bersikapkukuh dengan pendar kecerdasan alamiahnya. Juga mbak Sukinah (satu lagi Murtini sepertinya)  patron perjuangan teguh-kukuh ibu petani tersebut. Mereka keelokan alami deratempaan kalbu dari samudera kehidupan.
Saya membaca dan langsung tanpa henti mengumpulkan kliping dari koran sejak awal peristiwa pada 16 juni 548 hari lalu. Enersi itu menjadi panganan lukisan sahaja ini jua.

petikan wawancara Kompas dengan Gunretno,agustus 2014: ."..Komunitas Sedulur Sikep sangat menghormati kehidupan. Mereka menghormati Bumi seperti ibu. Bumi adalah Ibu Pertiwi yang melahirkan hidup dan memberi kecukupan sepanjang masa. Menghormati dan merawat keseimbangan alam dengan demunung— artinya tidak serakah—adalah kunci selamat menjalani hidup.Kalau tidak, alam akan menata keseimbangannya sendiri. Menata keseimbangan berarti genepe alam (genapnya pranata alam), melalui berbagai bentuk bencana. Manusia adalah bagian dari alam. Makanya harus dandan-dandan (memperbaiki sikap), supaya jangan ada korban dan dampak lebih besar dari proses itu.”

lukisan di atas bekas sak semen SI.

Rabu, 09 Desember 2015

KESAKSIAN MASTODON

'Kesaksian Mastodon'/ dipetik dari puisi rendra/ 9desember 2015
...gambar ini dibuat saat peristiwa 'papa minta saham'. 
Elit politik tanpa henti, terus serakah dan tanpa malu mempertontonkan depan publik sumur kedangkalan justru di zaman surveillance dan audio terbuka sejernih stereosound. Gambar ini buat merekam momen kelam ini. 
Sehakikinya, sistem ini hamba sadari. berkelindan. Sejak sanjak pujangga itu dibacakan jauhsilam... 



Kesaksian Tentang Mastodon-Mastodon
oleh Rendra.1973.

Pembangunan telah dilangsungkan
Di tanah dan di air sedang berlangsung perkembangan.
Aku memberi kesaksian
bahawa di sini
langit kelabu hambar dari ufuk ke ufuk.
Rembulan muncul pucat
seperti isteri birokrat yang luntur tatariasnya.
Sungai mengandung pengkhianatan
dan samudera diperkosa.
Sumpah serapah keluar dari mulut sopir teksi.
Keluh kesah menjadi handuk bagi buruh dan kuli.


Bila rakyat bicara memang bising dan repot.
Tetapi bila rakyat bisu itu kuburan.
Lalu apa gunanya membina ketenangan kuburan,
bila ketenangan hanya bererti kesesakan peredaran darah?


Aku memberi kesaksian
bahawa negara ini adalah negara pejabat dan pegawai.
Kebudayaan priyai tempoh dulu
diberi tambal sulam
dengan gombal-gombal khayalan baru.
Bagaikan para pengeran di zaman pra ilmiah
para pengeran baru bersekutu dengan cukong asing,
memonopoli alat berproduksi dan kekuatan distribusi.
Para pedagang peribumi hanya bisa menjual jasa
atau menjadi tukang kelentong.
Boleh menjadi kaya tetapi hanya mengambang kedudukannya.


Tirani dan pemusatan
adalah naluri dari kebudayaan pejabat dan pegawai.
Bagaikan gajah para pejabat
menguasai semua rumput dan daun-daunan.
Kekukuhan dibina
tetapi mobiliti masyarakat dikorbankan.
Hidup menjadi lesu dan sesak.
Ketenangan dijaga
tetapi rakyat tegang dan terkekang.
Hidup menjadi muram, tanpa pilihan.


Aku memberi kesaksian
bahawa di dalam peradaban pejabat dan pegawai
falsafah mati
dan penghayatan kenyataan dikekang
diganti dengan bimbingan dan pedoman rasmi.
Kepatuhan diutamakan,
kesangsian dianggap derhaka
dan pertanyaan dianggap pembangkangan.
Pembodohan bangsa akan terjadi
kerana nalar dicurigai dan diawasi.


Aku memberi kesaksian, bahawa:
Gajah-gajah telah menulis hukum dengan tinta yang munafik.
Mereka mengangkang dengan angker dan perkasa
tanpa bisa diperiksa,
tanpa bisa dituntut,
tanpa bisa diadili secara terbuka.


Aku bertanya:
Apakah ini gambaran kesejahteraan
dari bangsa yang mulia?


Aku memberi kesaksian
bahawa gajah-gajah bisa menjelma menjadi mastodon-mastodon.
Mereka menjadi setinggi menara dan sebesar berhala.
Mastodon-mastodon yang masuk ke laut dan menghabiskan semua ikan.
Mastodon yang melahap simen dan kayu lapis.
Melahap tiang-tiang listrik dan filem-filem import.
Melahap minyak kasar, cengkih, kopi, dan bawang putih.
Mastodon-mastodon ini akan selalu mebengkak
selalu lapar
selalu merasa terancam
selalu menunjukkan wajah yang angker
dan menghentak-hentakkan kaki ke bumi.


Maka mastodon yang satu
akan melutut kepada mastodon-mastodon yang lain.
Matahari menyala bagaikan berdendam.
Bumi kering.
Alam protes dengan kemarau yang panjang.
Mastodon-mastodon pun lapar
dan mereka akan saling mencurigai.
Lalu mastodon-mastodon akan menyerbu kota.
Mereka akan menghabiskan semua beras dan jagung.
Mereka akan makan anak-anak kecil.
Mereka akan makan gedung dan jambatan.


Toko-toko, pasar-pasar, sekolah-sekolah
masjid-masjid, gereja-gereja
semuanya akan hancur
Dan mastodon-mastodon masih tetap merasa lapar
selalu was-was.
Tak bisa tidur.
Yang satu mengawasi yang lain.


Aku memberi kesaksian
seandainya kiamat terjadi di negeri ini
maka itu akan terjadi tidak dengan petanda bangkitnya kaum pengemis
atau munculnya bencana alam
tetapi akan terjadi dengan petanda
saling bertempurnya mastodon-mastodon.

Sabtu, 21 November 2015

SYRIA





'Syria'. ballpoint pen on moleskine.

Hampir bisa dipatri, tidak punya cerita tersisa tentang nasib negri ini.
Cerita di buku sejarah tentang kekejian perang dunia, seperti kian nampak didepan mata.
Perang.Bunuh.Pembalasan dendam atas nama kemanusiaan atas kemanusiaan yang direnggut
(demikian yang termaktub dalam aksara padangpasir yang digurat).

Anak-anak tanpa dosa bergelimpang. Mengungsi.Dingin.TanpaHuma. Perut tebok dan lapar.
Sementara kesenian seperti pupur salon.
Udara kesenian mengepul asap candu.Tawa-tawa derai dari sungai arak.
Berjarak. Berdiri di singasana tanpa empati.

Dalam lunglai aku memandang bulu-bulu halus ditengkuk istriku.
Yang membuatku berdesir sejak dia perawan dan bertahan.
Teringat sabda sang merak:
 "kemiskinan dan kelaparan, membangkitkan keangkuhanku.
Wajah indah dan rambutmu menjadi pelangi dicakrawalaku".

(22Nov2015)



Kamis, 12 November 2015

KUBU

KUBU. ballpoin pen on moleskine.




Terinspirasi ini dari dongeng tentang asalusul orang Kubu di sumsel/jambi: 'Bujang perantau dan Puteri buah gelumpang'. Versi lain bukan dongengnya, yang lebih riil mengatakan Suku Anak Dalam atau Kubu orang-orang dari kerajaan Sriwijaya. Pada saat Sriwijaya mengalami keruntuhan karena serangan kerajaan Cola (India), orang-orang Sriwijaya yang 'tidak mau tunduk' di bawah kekuasaan asing tadi melarikan diri ke hutan, sehingga mereka akhirnya dikenal sebagai orang Kubu seperti saat sekarang ini. Setelah sekian abad, kehidupan mereka termarjinalkan oleh dari satu pemerintah ke pemerintah bangsa sendiri. Hutan tempat mereka tinggal habis. 'Menolak tunduk' spirit mereka perlahan digilas oleh generasi apati yang nenekmoyang mereka-bisa saja- tentara pribumi KNIL. Lalu atas nama kelestarian sawit, mereka kelak berhuni dirumah. Akankah mereka kelak bernasib seperti orang-orang Indian di amerika? tombak dan panah-panah adalah souvenir. tarian untuk pariwisata. insting langka menghilang ketika rambut alami panjang dipapas franchising barbershop dan dibalsem pomade. Hensem bak Bekem, pemain bola dunia.





Selasa, 10 November 2015

JATUGEMINTANG

JATUGEMINTANG. pen/watercolor/moleskine.


"Faites que le rêve dévore vortre vie afin que la vie
ne dévore pas votre rêve”.


Esde itu dijuluki: 'sd kepu kebunsayur' di sudut kumuh jakarta, tempat saya sekolah tanpa bersepokat, tahun 70-an. Begitu kismin keluarga rantau itu menjejak tanahmimpi, hingga ngga mampu beli sepatu sokola,baju apalagi buku.

Satuhal yang indah masa itu,setelah menitip es dagangan ibu- jam istirahat nongkrong di perpustakaan sekolah, Buku kisah rakyat, HC Andersen sampai sastranya pustaka djaya menghibur ngelupain perut keroncongan..Lalu sewa gratis, baca pulang.


Dirumah latihan dari buku cerita itu, kertas-kertas distaples dari limbah bukutulis caturwulan murid sekolah tempat bapak honorer ngajar.Menggambar dibuku tulis.


Kebiasaan menyewa buku dongeng dan sastra terus lanjut sampai putihabu.


Lalu akhirnya saya menemukan buku ini.

Buku yang resist terhadap mesin-mesin angkuh dewa kemapanan, keseragaman.

Pengingat yang dilupain peradaban materialisme:'jiwa', yang justru non kasat mata.

Buku sufi pertama buat saya, karna nuju hakikat.

Introduksi pertama ttg.estetikafilosofiliterasibudaya Perancis, tempat semua maestro pelukis modern digodok.

Buku sederhana,tipis tapi terjujur -mungkin- yang pernah ada.


Bisa jadi, buku anarkis pertama hamba: dobrak tatanan, semai genetika pemberontakan

(dari hikayah kakek temanggung sriwijaya, dicopot&penjara krn membunuh kompeni

dari opa batak kristiani memikat oma, minang muslimah

dari ayahanda&ibunda bersatu meski ditampik agama&adat)


Buku yang menyemai mimpi kanak,

agar tak lerai.





("buat mimpi lahap hidupmu.

agar hidup tak babathabis mimpimu".

Dari sang pengarang buku.).

-5-10 november.




Minggu, 08 November 2015

TARIAN HUJAN

'TARIAN HUJAN'


"untuk tanah-tanah basah.geliat dedaun.
cerpelai mencari manisan dipucuk rambutan.
teriknya kesombongan insan yang ingin menjadi tuhan.dan gelitik prosa, "agama apakah terbaik bagi pepohonan?"

Selamat datang musim penghujan.
Di buku pengingat, sehari setelah harijadi, hujan luruh lebat di Jakarta.
Lalu kering mengentas kembali. Perlu 5 hari, hujan ngambek, berderai lagi.
Katulampa siaga satu. Ibu-ibu mengomel jemuran lembab bau. Ojek hijau menepi, rajin memainkan kecanggihan gejet tapi malas menerobos air. Anak-anak saja yang tertawa seperti melihat tarian.
Hujan harijadi itu saya menggurat skets pertama.Lalu stop, mengurus anak-istri.
Hujan berikut saya menyelesaikannya dalam liburan, ditepian kolam renang, di Kota Hujan.


2november





Minggu, 01 November 2015

JAMBI

'Jambi'.ballpoint pen. 1 november 2015. untuk anak-anak Rimba.



"Here from the king's mountain view
Here from a wild dream come trueFeast like a sultan I do.."



Maynard dkk pernah membuat lagu elok berjudul 'Jambi'.

Dalam kejeniusan lirik, masih perdebatan, apakah ini merujuk ode untuk ibunya,

acara tv masa kanaknya atau

kekagumannya pada Jambi,

pulau ijoroyo dengan hutan belukar dan marak fauna, dan mitos raja bestari.


(dalam subyektifitas, perkenankan paduka...hamba memilih yang terakhir)


Dan, Jambi yang permai, kini terbakar. Dua kebupatennya hangus sudah meluluhlantak. Politik? Kedunguankah?Atawa, keculasan korporat? Pastinya kerugian sudah 2,6 triliun. Sementara pelaku baru diterap nanti hukum badan dan bayar rugi.100-400 milyar sekitar.


'Sangat sebanding' gantinya dengan daya rusaknya dan kebinasaan ekosistem.Sebandingkah?


Seorang teman berkata: "lebih baik hidup kebelakang.daripada maju seperti ini, menuju kehancuran".




(gambar pertama di buku skets 'moleskine' yang saya idamkan yang dihadiahi Permaisuri pada ulangtahun.

Tulisan dibuat 16 september, saat kebakaran hutan kian menjadi.Di tanah Sumatra saya dilahirkan. Dan belum berhenti hingga gambar ini saya gurat. Foto presiden yang bertemu dengan warga suku anak dalam. Hutan tinggal mereka yang tergerus oleh kerakusan sawit, dan sang pemimpin 'berhati baik' itu bersolusi atas nama peradaban, ingin memberi mereka pemukiman seperti orang urban. Foto ini memberi inspirasi gambar saya diatas.dalam kepedihan harijadi.Sekian )



Jumat, 30 Oktober 2015

ALBERT CAMUS

"One effective revolutionary pamphlet is worth a thousand books written by stale capitalist academics."

"Fame-hungry personalities make terrible revolutionary writers" 



“The only way to deal with an unfree world is to become so absolutely free that your very existence is an act of rebellion.”




"Revolutionary literature attacks the capitalist system without conscience"-Albert camus

ilustrasi dibuku tulis kusam dan kuna circa70-an. Yang berisi hanya beberapa pagina dan ditulisi tangan indah seorang almarhumah tentang kangkung,cabe keriting, dan setoran arisan. Butuh waktu setahun menyelesaikan ini.
ode buat Camus.3 pieces drawings.
-nov 2014- 30oct 2015




Minggu, 11 Oktober 2015

MEMISKOL LELUHUR



Menonton wayang bocor kemarin, diluar ekpektasi saya.

Lebih ajib dari yang dibayangin.

Paduan: drawing mas eko, tatamusik, tatalampu, akting teater. Semua sahaja, tulus dan memukau (mirip nontoni musik-musik indie yang gig kecil tapi full of passion. Membungkus oleh-oleh kesan buat pulang). Art-nya ngga usah diceritain, ekspresif garisnya&absurd spt komik dgtmb. Musiknya, aneh bin ajib.Kadang begitu industrial seperti Trent Reznor atau atticus, kadang berubah total menjadi ndeso seperti musik Pantura. Tiga awak teater yang jadi bagong,petruk dan gareng bermain total.Ketiganya merangkap-rangkap peran. dalam candaan mereka, ada terselip getir. Seperti, scene yang saya sangat suka, saat nenek Fatimah (yang dituntut anaknya 1 milyar itu), di-'cekhel' para peronda, dikira kunti penunggu pohon yang menculik anak. Si Nenek menjelaskan siapa dirinya, lalu peronda yang marah itu berbalik minta 'selfie' bareng dengan nenek. Lengkap dengan tongsis kaum urbanis siwalan yang mentrendi itu. Yang lain, absurditas. Seperti pesawat UFO yang ditemploki lalat.


Acaranya indahpisan.Yang mengganggu saya justru panitia. Atau pembawa acara yang parlente, meminta kami untuk berteriak yel-yel seperti barisan paskibra, demi keseragaman kemasan audiovisual (padahal bisa opsi yg.lain). Panitia juga menegur anak kecil -saya tahu,karena saya melihat- supaya nggak nangis sepanjang acara. Lalu sang ibu, membawanya keluar sambil (mungkin) cubit anaknya yg.sakit kemudian teriak:"maaaa..".

Kenapa ngga larang saja ya bawa masuk anak kecil, spt jugasanya saya ini? Mungkin kami memafhumi.

Atau,ngga apa-apa juga khan anak nangis di acara hangatsuamsuam sumringah ini? siapa tau jadi bahan improvisasi-interaktif yang ditunjukkan pemaen teater yang hebat yang menyapa penonton dan anak saya di penggal dialog.


Kadang,saya bosan dengan pertunjukan yang dilumuri kemegahan, seragam dan kaku.

Pertunjukan ini diluar barisan itu semua. Kebayang kalo acara ini diminati tv, pasti jadi rating tinggi.

Tapi mistisnya memang disitu, diluar barisan. Diluar arus utama yang generik.

Bravo, semua yang berbaris difoto. Kami urbanis-urbanis Jakarta yang kerap pongah ini terkesan dengan kesahajaan,enersi kearifan lokal kalian dan UFO wara-wiri.

(heyy, simas bagong, saya tau anda, seekor aktor figurimut tapi menyeruak difilm raksasa 'Jang Oetama'.film unik yang para figurannya malah berakting lebih menohok)

-11oktober. sekenangkedaran dimiskol leluhur.










Minggu, 04 Oktober 2015

SALIM KANCIL (STREET POETRY)

halte grand wijaya

jalan sumenep

jalan menteng

jalan panglima polim

jalan darmawangsa polres jaksel



"SEE, PEOPLE WITH POWER UNDERSTAND ONE THING: VIOLENCE"
-Noam Chomsky

in memoriam pak Salim Kancil. Pejuang Lingkungan yang tolak tambang pasir besi di
Desa Selo Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur. Gambar ini sebenarnya gambar  dari foto anonim pak tua petani yang sedang demonstrasi di Karawang. Saya pakai untuk pamflet-pamflet ini.
September 2015.

Rabu, 23 September 2015

IN MEMORIAM AYLAN


"Dalam dongeng diceritakan bahwa yang pertama meninggalkan ladang adalah anak dan ingatan. Dihari penghabisan, tersisa peta di perapian. Sebelum kita dengar, "selamat tinggal"
('Dengan sepatu kecil anak-aanak yang menyeberang', puisi mas g.m tergres, 2015)

Gambar untuk mengenang aylan. bocah 3 tahun tewas tenggelam. Korban kemanusiaan dan korban kekejaman perang. Gambar-gambar ini juga buat mengenang anak-anak korban perang lain penjuru dunia: di Ukraina, di Afrika, di Palestina dan pelosok lain yang hilang dari berita mainstream.
Gambar ketiga, terakhir, saya tutup di hari raya Qurban. 

-in memoriam aylan, drawing series. on recycle sketchbook
and pizza packaging discarded. 24 september 2015.







Puisi panjang dan terbaru mas Goenawan Muhamad
di Kompas, 20September 2015.
in memoriam Aylan & kanak korban perang lain.

Minggu, 20 September 2015

TESTAMEN HIPHOP









TESTAMEN #I




-tulisan 4Sept




Baru mendengarkan pagi ini seluruh materi terbaru Doyz 'Oblivion' yang saya beli kemarin, kemis berdebu. Lalu berkenal dan terlibat pembicaraan sejenak dengan doyz via gelombangmaya.




Tentu, 'Testamen'Feat.MorgueV dan 'Bumi Hari Ini' feat.RasMuhamad, paling menyita keingintahuan penyimak.




Tapi, kiranya kisanak, semua materi lagu Doyz terbilang kaya. Baik dari segi lirik atau komposisi nada yang bervarian.




Saya sendiri senengnya interlude berjudul 'melarat akibat muslihat'. Juga, 'Distrik 21'. Sebagian besar liriknya saya tebak tadinya, nostalji suatu distrik era kanak. Selain yang lain, nostalji pada boombox dan impian b-boy. Doyz mengamini bahwa ini seperti hikayah dalam bentang rima.




Lirik: "gangsempit tempatku berasal.hilang disapu kakititan beton.kota sahaja.jelma jadi metropolis...Urbanishedonis terpapar nekrosis". Pengalaman pribadi orang gusuran, katanya."Gwe langganan kegusur,bro. Dri bbrp titik di st.budi sampe gg.edi di halimun"




(mengingatkan masa kanak saya juga, di kemayoran dan haji jiung sekitar. Orang-orang gusuran hinggap di rusun yang kumuh tapi penuh keakraban,lucu dan ledekan tingkat akut. Perbedaan signifikan kini dg.'bully' bersengaja untuk menikam teman).







Lirik yang bernas ini, sulit diungkap kalo hidup yang dijalani, begitu tototenremlohjinawi.Saya suka mengolah kata kisanak, ternyata Doyz gemar jua (seperti reuni penggemar khopinghoo dan komik jair,ganesth). Kelangkaan lainnya, kegemaran lirik pada rima pantun (pembaca sastra balaipustakakah? atau pencuribunyi kitabsuci).




Tapi, syukur album ini tdk terjebak di nostalji jadulan aja. Ginkang serangan dikibaskan sang kisanak, tetap. Seperti dipenggal lirik ini:"pikiran terpasung.suara bungkam.IMF menikam" (jadi pas dengan momen IMF sowan, 3 hari lalu). Dan banyak lain, lirik tema sosial berbungkus keprihatinan -yang semoga saya benar- bukan pencitraan.







Banyak yang bisa saya komeni.Tapi siBoi mau mimik cucu:)

Jadi pengen melihat aksi mereka nanti saja, tanggal 20 september.







13 tahun berlalu.Semoga kaw tetap resah, kisanak.

Setiya dititiyan.




















TESTAMEN #II




-tulisan 21sept







Adalah kemudian sukacita bisa melihat penampilan Doyz bersama Morgue Vanguard, Ras Muhamad, Eyefeelsix dll. di Treehouse,Kemang. 20 September 2015.




Sebagai 'preambule', saya bukan penyimak kelas kakap musik hiphop dan pergerakannya. Jadi tulisan biasa ini -maafkan- kalo kepleset dalam semantik, linguistik, wikipedia kelas tinggi ataupun istilah.




Pengetahuan hiphop dan rap, yang kerap masih saya simak sebatas RATM, Beastie Boys.




Dan tentu, Public Enemy.




Suatu warsa, Homicide dari skena lokal, hadir. Tercengang seperti yang lain. Darisitu saya membuka telinga ini untuk hiphop lagi. Lalu homicide -seperti sudah diketahui- membuat tercengang lagi, membubarkan diri atau hiatus, difase glory-nya. Harus diakui, Ucok atau MV pertama yang membuat saya bergegas ke acara ini. Selama ini belum pernah liat sosoknya apalagi musik hidup-nya. Lalu pengen meihat aksi Doyz juga setelah mendengarkan seluruh materi albumnya yang terasa getar ketulusan 'passion'nya.




Singkat kisah, dengan anak-istri bawa serta- pukul lima saya sudah mendarat di tkp. wuih, musik dari DJ sudah berdentam. Atmosfirnya membahagiakan saya-manusia penyakitan bersinus ini- krn diadakan di luar ruang, dipelataran kafe. Dan cuma-cuma tidak dipungut biaya (oleh kerna, baru tahun ini saya merasakan, kalo melihat pameran ecek-ecek saja harus merogoh 40rban per jiwa. liat acara toys kek.liat art/fashion.popcomic kek.bahkan musik di acara clothing.Loe bayangin dah bawa sekeluarga).




Saya pergi untuk kasih makan malam anak, lalu kami balik lagi pukul delapan. Acara memuncak. Scratch musik sang dijey diimbuhi pembacaan puisi. 'Sajak sebatang Lisong' Rendra dibacakan santai dan anggun oleh entah siapa,maaf. Lalu suasana memanas ketika EyeFeelsix memuntahkan sumpahserapahnya yang gahar. Kemudian Doyz-pun masuk singasana arena, dipersilah berpetatahpetitih. Lagu demi lagu berhambur, dengan menampilkan ruparupa 'partners in crime' dan orang-orang -yang menurutnya- berjasa dan ia idolakan selama karir ngerap-nya.




Ras Muhammad tentulah mengundang tepuk tangan hormats audiens. Beberapa kali ia seperti lupa, atau grogi.Tapi, tidak ngapa, ia tetap charming dimata.




Saya sudah merangsek agak kedepan, melihat MV sedang berjongkok dekat meja dj. Berkaus 'Reign in Blood' Slayer.Bertopi 'Puppen' yang kiwari ini kerap ia kenakan kemana acara (sesungguhnya Puppen adalah juga salahsatu dari lima band lokal favorit saya). Dan ketika waktunya, Doyz memanggilnya ke arena. Begitu hormatsnya ia, sampe dipanggil 'beliau' salahsatub idola. MV menangkis pujian,dengan ajakan mengakui berdua sudah tua/veteran.Ajakan untuk ke level berikut, regenerasi.




Zapppp! Musik mensikat sombongnya udara hedon namun artsy-nya Kemang. Rima bertenaga dilontarkan. Seperti boch-bocah yang sontak hiperaktif setelah minum susu milo, mereka berdua penuh enersi sekali malam itu. blablabla.Satu lagu itu menutup momen yang langka dan penuh kasih berbagi (tsaah). Sebelum bunyian akhir ajakan untuk brikdens, saya pamitmundur.Mencari anak-istri saya disudut yang sudah ngantuks berats.




Di pinggir jalan, sambil menunggu kelebat cab...lamat-lamat masih mendengar outronya (juga di intro) yang catchy itu.Mata plus ini sudah sulit membaca credit title tujuh point. Saya konfirmasi Doyz, bunyian sadis itu buahtangan MV dari buah excerps film gejolak kawula muda'.













topi puppennya

eyefeelsix

Ras Muhamad
eyefeelsix

doyz X MV

MV

my son...

sore pukul 5 di treehouse kemang