Sabtu, 21 November 2015

SYRIA





'Syria'. ballpoint pen on moleskine.

Hampir bisa dipatri, tidak punya cerita tersisa tentang nasib negri ini.
Cerita di buku sejarah tentang kekejian perang dunia, seperti kian nampak didepan mata.
Perang.Bunuh.Pembalasan dendam atas nama kemanusiaan atas kemanusiaan yang direnggut
(demikian yang termaktub dalam aksara padangpasir yang digurat).

Anak-anak tanpa dosa bergelimpang. Mengungsi.Dingin.TanpaHuma. Perut tebok dan lapar.
Sementara kesenian seperti pupur salon.
Udara kesenian mengepul asap candu.Tawa-tawa derai dari sungai arak.
Berjarak. Berdiri di singasana tanpa empati.

Dalam lunglai aku memandang bulu-bulu halus ditengkuk istriku.
Yang membuatku berdesir sejak dia perawan dan bertahan.
Teringat sabda sang merak:
 "kemiskinan dan kelaparan, membangkitkan keangkuhanku.
Wajah indah dan rambutmu menjadi pelangi dicakrawalaku".

(22Nov2015)



Tidak ada komentar: