Senin, 11 Januari 2016

R.I.P BOWIE

'You are a singing Whale, Sir'. 1999. 
Bowie with his painting. titled: Iggy Pop.1976. 

...beberapa hari sakit kemarin, mendengarkan album baru Bowie berulang-ulang.
Di situs pitchfork, album 'blackstar'nya dinobatkan salahsatu best album.
Juga salahsatu tracknya, terbaik. Lalu sontakmendadak, 10 januari ia mangkat dari singasana para legendamusik.Dua hari setelah ultahnya, pada 69 tahun.
Tahun lalu sebelum rilis, curicuri bocoran sound 'blackstar' dan ngasi tau ke kenalan musisi industrial yang lebih khatam dari saya. Agak kaget sebagai orang awam, musiknya kembali futuris, jazzy, kelam tapi lebih spiritual (atau mungkin demonik).  Setelah sekian waktu 'mencoba keras' menikmati album-albumnya yang seenakudel ragam, sejak terpincut smp tahun 1983, saya membuncah lagi.Jleblah.

Harus diakui. Ia salahsatu idola saya ketika masuk pubertas. Sd malah saya dengernya hanya Elvis, pengaruh Bunda almarhum.
Saat itu saya punya genk smp, yang sama-sama suka musik 'new wave' dan yang anehaneh. Lalu, smp itu, lagu pertamanya yang asoi terdengar, bersama Queen: 'Underpressure' tahun 1981 yang dibeli dipasarbaru. Abis suntuk belajar, mompa spirit lagi.
Lagu 'Let's Dance' dan 'Blue Jean' sudah pasti membuat siapapun pengen dance, itu tahun 1983 dan '84.

Masuk sma, 'Absolute Beginner' adalah lagu fave saya, circa 1986. Jelang ujian dan siap lulus sekolah.  saya suka sekali lagu itu, hingga sekarang amsih kerasa kekinian. Lagu-lagu sebelum 80an (tahun 70an dirilis) seperti Starman, Ziggy Stardust,Life on Mars, Changes, RebelRebel,Heroes malah telat saya dengerin saat jaman sudah marak dengan digital keping. 'Space Oddity' menjadi fave saya juga, tapi dalam rentang waktu yang sangat lama baru bisa ternikmati, malah sudah kerja diradio, 90an.  Padahal lagu itu dicipta 1969, setahun setelah saya lahir.

Mengenang SMA itu. lagi getolnya baca buku reliji,filsafat,politik sampe komik. Dan diminta jadi  pengajar paskil (pesantren kilat)  di sekolah, sama kawans guerilla fundamentalista era anti represi asas tunggal& era perlawanan terhadap pelarangan berjilbab disekolah (yang 80an itu marak). Kitabsuci sudah kucel dibolakbalik intens mencari nash-nash dalam setiap kajian bareng.
Eh, pulang ke rumah malah ngelukis, dengernya opa Bowie.
Buat temen-temen saya kala itu, baik lukis/musik,  terhitung mudharat atau minimal 'laghwi'. Paling keras, dikafirin.
Tapi sebagai insan merdeka, saya punya tafsiran lain.

Sesungguhnya, dengan digodok hal Fundamental lalu denger musik Liberal kayak opa Bowie waktu itu, resonansi masamuda saya menjadi YinYang. Tidak bisa mengerti yang bernama 'toleran' kalo penjelajahan 'respect' nggak dimulai waktu itu. Ya, dengan mangkatnya Bowie ini saja, kaum reliji bisa berkaca, gimana dalam hidupnya dan matinya seseorang -dalam rentang waktu sezaman kita hidup- begitu dihormati fansnya tanpa rekayasa dijaman serba rekayasa. Merebut hati banyak orang dan jadi inspirasi.Tanpa memaksa. Tanpa agenda.

 Diakhir hidupnya, David Robert Jones -nama aslinya- bikin saya jadi garukgeleng kepala. Ia bisa nutup dengan manis, dengan 'blackstar'nya sebagai kado pemungkas buat penggemar. Dengan konten lirik yang seperti menjemput kematian dalam keagungan.
Hidup dan matinya, seperti KerjaSeni yang 'khaffah'. Selebihnya urusan Paduka.



Tidak ada komentar: