Selasa, 17 Desember 2019

Heyy PAUL pt.2, 2019








"désolé sur terre, mais tu seras élevé dans le ciel"
desolate on earth.but you'll be lifted up in the sky.


...setahun lewat absen menulis dan melukis. Terakhir tentang Paul dibawah ini.
Terlalu habis energi ini rasanya. Dua tahun ini sukma dan ragawi ikhlas 'caregiver' ibu mertua dan bapak yang sakit. Lalu ibu mangkat 3 bulan silam. Perlu waktu 3 bulan, hanya menatap kertas-kertas, kanvas dan materi-materi bekas.Tangan numb. Ruhnya seperti berjalan-jalan. Di selasar rumah. Di fikiran. Kesedihan riak menggenang di telaga sudut mata.. Sudah tertulis dilangit mungkin, kedua ortu saya dulu juga mangkat dipelukan. dalam energisitas,jibaku, resonansi dan kehilangan yang sama. Lalu saya melihat kalender, usia menapak separuh abad. Rambut kian memutih dan gugur lekas di kening.  Saya angkat lagi semangat. Tigabulan ini menyerap kembali keindahan-keindahan, tapi bukan di pameran-pameran lukis kesenian. Tapi disekitar: di trotoar sudirman, di kemacetan jalan, di senyumtawa istri, di teriakan putra main game, di plang-plang toko, di mrt yang baru selesai, di arsitektur tua dan jumawa, di konser indie/metal kecil, di foto pejuang-pejuang kemanusiaan yang sudah tiada, di etalase kafe mal, di sinau maiyah....
Di etalase kafe 'paul' jakarta bulan ini, difoto putra. fikiran terbang dua tahun silam ketika di singapura membuat drawing ditisunya. Waktu senyap sejuk saat itu seperti istirah.
Di maiyah cak nun bulan ini, menemu kata indah dari Ali r.a : "Kalau ada dua pilihan: merendahkan atau direndahkan. Pilihlah direndahkan. Anda direndahkan di bumi saat ini, tapi Anda ditinggikan di langit".  Lalu saya menggambar di sejumput recycled-shopbagnya yang saya keep selama ini. Mempertemu waktu yang putus dengan karya serial pemulung dan gerbong sunyi luka yang terbawaserta.

-18desember2019.

Tidak ada komentar: