Sabtu, 20 April 2013

KARTINI

 

(21 April 2013,pkl.10.00)
'Kartini' 1.5 X 1.5 m/ acrylic on canvas.
...Akhirnya bisa menyelesaikan lukisan besar ini, pas di hari Kartini.
Lukisan ini akan saya tawarkan kepada pembeli/kolektor. Dan untuk melanjutkan berkarya lagi dalam tema inspirator anak bangsa. Sebagian pendapatan akan saya sumbang pada perempuan-perempuan  yang nampak terpuruk nestapa dalam kemiskinan&lapar.

(5maret 2013: tulisan di diary tentang Kartini...)
Awal maret,saya meriset untuk lukisan satusetengah meter: ibu Kartini... ini yang kedua kali.
Sebelumnya saya telah membuat lukisan kecil (reuse art) berjudul 'Kartini' dan terjual.
Lukisan kali ini interpretasi saya tentang ibu Kartini berwajah kanak dan urban dan berjudul 'Trinil'. Trinil adalah panggilan kesayangan ayahanda Kartini ketika kecil. Trinil adalah burung kutilang kecil berparuh panjang yang lincah dan gesit.
Mungkin spt.Kartini saat itu. Namun bagi saya, Kartini cewek pinter melompat dari jamannya. bervisi.
Yang membangun fondasi bangsa ini,kebanyakan dari priyayi.krn hanya mereka yang punya akses pendidikan. Priyayi jaman dulu, sebenarnya motor penggerak perubahan.tapi suka terjeblos sbg alat imperialis.krn hidup sudah kepenak/secure.dan malas untuk melakukan perubahan.
Tapi masih ada priyayi ber'Nurani' yang turun istana atau jadi rebel...lalu menginspirasi.
Priyayi kepenak, ya sama aja dengan abangan/santri yang bercita kerdil.
Tapi kalo sekarang,settingnya  sudah berubah. Selain priyayi sudah tergerus waktu, inspirator& perubah jaman kini bisa dari lapis mana aja.Nah,Kartini tipe priyayi dulu yg. berNurani.
priyayi langka macam ini (apalagi wanita) spt.Kartini, menyeruak.Kebangsaannya tak luntur, meski bergaul & sekolah Londo:).terlihat dari surat keStella
 Wafat usia 25. Dan ia jadi pembuka jalan.


Yang menarik sangat saya, sisi spiritualnya.ternyata dua kubu:pro dan kontra.Yang kontra,ia medium zionis.Yang pro, ia nasionalis+agamis.
 Tapi,saya menemukan hal menarik, ia diatas label-label subyektif itu semua. Bagi saya ia wanita tercerahkan yang menuju jalan Sufi. Rangkum suratnya 'door duisternis Tot Licht' Dari Gelap nuju Cahya, itu adalah dari sebuah nukilan ayat suci yang sama menyiratkan. Dan tentu, tidak disadari Stella dkk.

Berpulang dini namun berproses nuju purna cahaya, akhir yang indah. Dibanding kegelapan konstan namun sesumbar atas nama cahaya.
 sori,perupa nglindur:)

Tidak ada komentar: