Bagaimana jika anda melukis sambil melintir karna maag? saya sering. Tapi kali ini, saya hrs menunggu sembuh baru pegang kuas. Maag itu bervarian efeknya. Efek tahun ini kian berat bagi saya, nyeri tusukan di perut menyerang ke untaian syaraf kepala dan cuma bisa berbaring. Drawing sahaja di jurnal yang hanya bisa saya lakukan.
Sepuluh warsa ini berat badan tidak tumbuh, karena diet. Kaos metal saya sepuluh tahun lalu masih muat dikenakan. Tapi si diet punya konspirasi dengan si 'pelupa' yang lebih senior. Maka saya sering 'kecelakaan' makan. Sepuluh hari melipir, karena hanya secomot ketan uli yang menggemaskan.
Tapi ketan uli bukan ide lukisan ini. Lukisan ini sudah separo jadi sebelum kecelakaan itu. Lukisan ini, saat saya masih bersuka ria dipagi hari mencoba mengingat senam kesegaran jasmani. Lalu seperti sarimin berkaos Black Sabbath, saya ke pasar membeli sayur kangkung dan bayam favorit putra saya yang kurang urban dan hedon. Nah, saat keseringan membeli sayur-mayur itulah...saya dapat ide lukisan ini. Lalu, menabrakan sana-sini dengan kesukaan kami: Batman, Che dan sambil mendengarkan melankoliknya Alcest...