Rabu, 26 Desember 2012
PELAN TAPI PASTI
...Hari ini, 26 Desember, sekilas saya melihat tayang layar kaca, Gubernur jakarta merelakan diri nyemplung ke gorong-gorong di trotoar Bunderan HI. Dia nampak gusar, Jakarta dimasanya ke 72 hari ini diprediksi banjir melimpah ruah. Dan pengawal-pengawal mungkin telah mendustai ukuran gorong-gorong yang 1,2 meter ternayat dibuktikannya hanya 60cm setelah nyemplung 2 menitan.
Beberapa hari sebelum, saya menggambar ode saya untuk Jakarta. tdk bermaksud satir. Tapi tidak ingin juga terjebak dalam romantisme plastis.Saya mau melihat Jakarta apa adanya.
Di gambar ini saya meramalkan Jakarta banjirnya nyaris setinggi Monas.PelanTapiPasti. Jakarta akan sesak dengan polusi tanpa ada kontrol. PelanTapiPasti. Jakarta mempertontonkan kejenakaan TopengMonyet dalam kekejaman terhadap hewan.PelanTapiPasti...
Yang menolong adalah 'harapan'. Kepada pemimpin spt.Jokowi (mungkin) yang nyemplung dan membenahi, Pelan tapi Pasti.
*PelanTapiPasti, dicuplik dari lagu WhiteShoesInTheCoupleCompany, band Jakarta yang sangat 'bangge same jakarte'.
NOW & THEN part1
Senin, 17 Desember 2012
SEA
'Sea'. Ball point pen.brush pen on drawing paper. 5 des 2012
...hujan deras mengguyur jakarta selatan. Saya dan dawwadrakkpa, sore itu menerabas hujan dengan bajaj menuju rumah bersalin dekat rumah. Ada seorang bayi perempuan lahir pagi tadi, 5 desember pukul 8 sedikit-lebih, putri sejoli kawan pengarah seni.
Bayi itu cantik rupanya secantik namanya: 'Fa Seana Sajani' dipanggil 'Sea'.
Buku gambar, bekal makanan dikeluarkan. Kami berdua menggambar di kamar pasien. Anak ini baru lahir tadi pagi, ayahnya baru menuliskan nama di papan nama pengenal dan ibunya masih teler. Saya pikir, sayang dilewatkan momen ini.'Sea' saya skets dengan marker seadanya.
Di studio, saya endapkan...membayangkan orangtuanya persekutuan Cina dan Jawa.
Dan indahnya riak lautan saat purnama.
Senin, 03 Desember 2012
SARI MULIA ASIH
'sari mulia asih' rumah makan ayam bakar tua di lokasi tua, metropole, jakarta pusat. Menyimpan memori dikepala. Sejak kecil saya dibesarkan di bilangan pusat, 'pun memulai bekerja di radio Prambors tahun 1988 sebagai ilustrator&artistik majalah yang lokasinya selempar tombak dari rumah makan ini. Pulang nerima gaji, adalah kemewahan makan dan minum es teler disini.
Lalu sebelum millenium kedua, tahun 1999, saya total hijrah dari pusat ke area Selatan. Pasang surut hidup, berkenalan dengan tautan jiwa yang jadi istri sekarang dan beranak pinak.
Disuatu siang sejuk, saya kembali lagi kangenan dengan sari mulia asih. Membawa rombongan dan seperangkat alat gambar murahan.
...bangku kayu, meja kayu, teralis jendela, kabel berseliwer, kubikal kasir, dapur, warna soklat cat, lay outing ruang masih seperti puluh tahun lalu. Tanpa butuh wi-fi dan tv plasma mentereng. Warung makan ini mengingatkan saya pada yogya, rumah makan tua disebelah bioskop tua.
Lalu pasca sendawa, langsung tancap. kami 'subversi' meja makan lain, untuk pelajaran menggambar bersama putra dan ponakan. Lalu sayapun larut.
Sari Mulia Asih, kalo wanita ia seperti wanita eksotis tanpa gincu yang mempesona. klasik dan enigmatic. tapi terbukti merampok selera&pandang.
Langganan:
Postingan (Atom)