REFRIBOX, Supersarri's wedding
Saya bukan tipe orang yang punya segudang kawan. Pun sobat yang bikin saya nyaman kebanyakan supir bajaj, tukang jahit pasar, anak
kecil, mahasiswa-siswi seni atau itu-itu lagi. Berusaha dalam perspektif kesetaraan terhadap manusia, tapi parameter: jujur dan setia-kawan msh sulit ditemukan. Saya pikir, buat apa banyak followers tapi spt buih? Banyak tapi hampa.Yang secuil dimiliki ini umumnya
perkariban intens. Ini kisah secuil dari secuil itu.
Dua amoy Tiongkok ini bak 'adik
angkat' perguruan saya. Lima belas tahun lalu kira-kira dalam satu
perguruan persilatan agensi pariwara dahulu. Dan belum usang juga sampai kini
pertalian. Hingga mereka menikah di 2011 dan 2012, saya bersuka cita
memberi 'Chi' dan sentuhan seni remeh-temeh bagi wedding-nya (yang sebenarnya tidak begitu berarti dibanding seberapa besar 'respek' mereka pada art saya selama ini)
Alkisah, mereka
idem berkecimpung sebagai pengarahSeni, tangguh bekerja,
sensitifitas artistik mumpuni, anti-opportunis&korup, sangat respek pada senior,
jujur jua setiakawan. Hal yang saya banggakan, mereka tipe 'equal
persons' secara alamiah. Tidak membeda-bedakan orang
secara puak bangsa, kesukuan, agama, intelektual atau derajat.
Dibuktikan
dengan memilih pasangan hidup yang beda bangsa/suku, bahkan beda agama.Pendek kata, hati bersih.
Hal
yang saya langka temukan di abad i-pad ini namun pada kenyataan superior sebagai ras, suku terhebat, agama teradiluhung.
Saya 'seniman kuper' ini belajar ngOpen dari mereka.
| | | | | | | |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar